Kamis, 01 Oktober 2020

Pemeliharaan Kambing - Nutrisi Yang Tepat Untuk Kambing untuk Memaksimalkan Potensi Keuntungan

Nutrisi yang tepat untuk kambing penting pada semua umur untuk memaksimalkan potensi keuntungan pada anak-anak, anakan atau hewan dewasa. Kebutuhan nutrisi berbeda dalam berbagai tahap 

pemeliharaan, pertumbuhan, kehamilan dan menyusui, tetapi penting untuk memberi makan dengan ransum seimbang setiap saat karena kambing yang terlalu gemuk, terlalu kurus atau menerima terlalu 

banyak atau terlalu sedikit nutrisi tertentu lebih rentan terhadap masalah kesehatan lainnya. Sebaliknya kambing yang sakit, cacingan atau luka juga tidak akan mendapatkan manfaat yang maksimal dari cara memelihara kambing nutrisi yang tepat.

Kambing adalah hewan pemamah biak. Perut kambing dibagi menjadi empat kompartemen: rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Kombinasi kompartemen ini memungkinkan ruminansia mencerna 

selulosa dan karbohidrat kompleks lainnya yang tidak dapat dicerna oleh non ruminansia. Mikroorganisme dalam rumen dan retikulum memiliki enzim selulase yang memecah selulosa menjadi 

senyawa yang lebih sederhana yang digunakan hewan sebagai sumber energi. Fungsi abomasum sebagai perut sejati dengan mengeluarkan cairan pencernaan mirip dengan perut sederhana pada non-ruminansia seperti manusia dan babi.

Saat anak kambing lahir, abomasum sudah berfungsi, tetapi rumen, retikulum dan omasumnya kecil dan tidak berfungsi. Anak itu bergantung pada susu rendah serat, bukan hijauan, sebagai sumber nutrisinya. 

Saat anak menelan susu, susu langsung masuk ke abomasum melalui alur esofagus. Setiap kali anak menelan, lipatan kulit di pintu masuk retikulo-rumen ini terlipat membentuk alur yang melewati peternakan kambing perah

retikulum dan rumen. Pengalihan ini mengirimkan susu langsung ke abomasum untuk dicerna oleh asam lambung. Seiring bertambahnya usia anak, ia mulai mengonsumsi hijauan. Kemudian rumen 

beserta mikroorganismenya menjadi aktif dan mulai membesar. Populasi mikroorganisme meningkat, yang secara perlahan dan lebih efisien memungkinkannya mencerna hijauan makanan. Retikulum dan omasum juga merespon perubahan pola makan dengan membesar.

0 komentar:

Posting Komentar